MERETAS JEJAK KADER UNGGUL AL MUJAHIDIN UNTUK MUHAMMADIYAH MASA DEPAN

Ditulis oleh : Dwi Yulianti, S.Pd.I., M.Pd.

Editor : Hasanah Fajar sayekti, S.Pd.

Tanggal : 16 Oct 2025

Share :

Dibaca: 13 kali

MERETAS JEJAK KADER UNGGUL AL MUJAHIDIN 

UNTUK MUHAMMADIYAH MASA DEPAN

Oleh : Dwi Yulianti

(Kepala Sekolah, Mahasiswa Sekolah Ideologi Muhammadiyah MPKSDI PWM DIY)

SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari, Gunungkidul, bukanlah sekadar institusi pendidikan formal. Lahir di ditengah masyarakat Wonosari Gunungkidul, sekolah ini bertransformasi menjadi kawah candradimuka modern yang berfungsi untuk tempat menempa dan mengubah individu dari kondisi biasa menjadi pribadi yang lebih kuat, terampil, dan berkarakter unggul, di mana benih-benih kader Muhammadiyah masa depan disemai dan dibesarkan. Jika kita menengok kembali kepada sejarah Muhammadiyah, amal usaha pendidikan selalu menjadi tulang punggung gerakan. Fungsinya menjadi ganda yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus menjadi ladang kaderisasi yang strategis.

SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari mempunyai visi mencetak kader Muhammadiyah unggul dan berkemajuan. Visi ini bukan hanya slogan, melainkan cetak biru (blueprint) yang mengarahkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah tersebut. Unggul dalam prestasi, teguh dalam ideologi, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Proses pengkaderan di Al Mujahidin berakar kuat pada sistem perkaderan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), yang menempatkan sekolah sebagai jantung Muhammadiyah di masa depan. Selain IPM, peran ekstrakurikuler wajib yaitu Hizbul Wathan (HW) dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) juga sangat krusial, memastikan pelajar mendapatkan pembekalan menyeluruh baik intelektual-spiritualnya melalui IPM, kedisiplinan kepenghidupannya melalui  HW, dan penguatan fisik dan karakternya melalui TSPM.

Struktur IPM disusun menunjukkan fokus yang terbagi rata, mulai dari Bidang Kajian Dakwah Islam hingga Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan. Hal ini mengonfirmasi bahwa kaderisasi di SMA Muhammadiyah Al Mujahidin tidak eksklusif pada pemahaman agama saja, tetapi juga berorientasi pada pengembangan nalar, berpikir kritis, dan kemampuan berorganisasi. Para pelajar dilatih untuk memahami Islam Berkemajuan, sebuah landasan filosofis yang memandu dan mempersiapkan mereka menjadi agen perubahan dan pencerahan di masa yang akan datang.

Dari sisi yang lain, kemampuan sekolah dalam mendampingi para murid untuk menjadi murid berprestasi terus diikhtiarkan dengan jargon one student one throphy terbukti pada tahun 2025 ini terkumpul 173 prestasi, salah satunya berhasil memperoleh prestasi terbanyak kedua OSN tingkat Kabupaten Gunungkidul. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kompetitif dan keunggulan akademis berjalan seiring dengan penanaman nilai ideologis. Ini adalah bukti nyata bahwa kader unggul adalah kader yang mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan iman.

Mencetak kader untuk masa depan berarti harus berhadapan dengan tantangan masa kini yang jauh lebih kompleks dibandingkan generasi sebelumnya. Pelajar hari ini, yang didominasi Generasi Z, hidup di era disruption, di mana teknologi berkembang sangat cepat, mempengaruhi metode dakwah, dan memunculkan ancaman kerusakan moral. Tiga tantangan utama yang harus dijawab oleh proses kaderisasi, pertama adalah transformasi digital, bahwa perkaderan harus keluar dari pola konvensional. Penggunaan platform digital dan implementasi gamifikasi perlu dimaksimalkan, tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi sebagai strategi untuk memastikan nilai-nilai IPM membumi hingga ke tingkat ranting. Kedua Internalisasi bukan untuk legitimasi, bahwa adanya risiko kaderisasi hanya dianggap sebagai proses untuk mendapatkan legitimasi atau jabatan, bukan internalisasi nilai-nilai perjuangan. SMA Muhamamdiyah Al Mujahidin harus memperkuat substansi program, menjadikan proses Taruna Melati sebagai pembentuk diri, bukan sekadar penentu kasta. Karena saat ini fenomena yang terjadi adalah kader yang berkepentingan salah satunya adalah karena untuk mendapatkan jabatan. Ketiga krisis kepemimpinan dan iklim, bahwa pelajar masa depan akan berhadapan dengan isu global seperti krisis iklim dan krisis kepemimpinan. Kaderisasi harus diarahkan menuju "Pelajar Berdampak" (Impactful Leadership dan Impactful Movement), melatih mereka menjadi pemimpin yang memiliki hubungan interaksi sosial kuat dan siap memberikan kebermanfaatan kepada umat.

Visi mencetak kader Muhammadiyah yang unggul dan berkemajuan di SMA Muhammadiyah Al Mujahidin adalah upaya untuk menjamin estafet kepemimpinan yang berkelanjutan dalam Persyarikatan. Kader yang dicetak hari ini akan menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna amanah Muhammadiyah di masa mendatang. Untuk mencapai hal ini, Tiga kunci yang perlu dipertahankan dan diperkuat, pertama membudayakan tradisi intelektual yaitu mendorong pelajar untuk memiliki tradisi pengkajian Islam Berkemajuan. Ini termasuk membudayakan membaca dan menciptakan ruang dialektika yang mendalam untuk melatih berfikir filosofis dan kritis. Kedua dengan membangun jiwa kewirausahaan yaitu memberikan ruang bagi lahirnya wirausaha pelajar mandiri dan menghidupkan usaha ekonomi kreatif, kemandirian ekonomi menjadi pilar penting bagi kader masa depan. Ketiga dengan memfasilitasi hubungan mentor-murid yang kuat dengan senior, memastikan transfer nilai dan pengalaman agar kader muda memiliki panduan dalam menghadapi tantangan zaman.

Kader pelajar SMA Muhammadiyah Al Mujahidin tidak hanya dibentuk untuk menjadi individu yang islami dan berprestasi, melainkan agen perubahan yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam berbagai bidang kehidupan. Mereka adalah generasi yang dipersiapkan untuk membawa spirit Al-Ma'un ke dalam abad ke-21. Dengan dedikasi sekolah, dukungan orang tua, dan semangat para kader, Al Mujahidin akan terus menjadi produsen kader unggul yang menjadi jawaban atas tantangan masa depan Muhammadiyah di bumi Gunungkidul dan Indonesia. Aamiin